Penghubung Pulau Jawa dan Pulau Madura |
Madurapost.co.id, Sejarah -- Pulau Madura merupakan salah satu dari sekian banyak pulau yang ada di Indonesia. Keberadaan Pulau Madura juga tidak lepas dari masa lalu sejarah yang cukup panjang.
'Maka...
Tak salah jika kita katakan bahwa 'Belajar Sejarah Pulau Madura' sama dengan 'Belajar Sejarah Indonesia', karena ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah panjang Indonesia dimasa lampau.
So,
Mari kita sedikit mengulas seputar Peradaban di Pulau Madura ini,
Tapi sebelumnya, admin ingin mengulas Pulau Madura ini secara umum terlebih dahulu agar kita memahaminya.
Pulau Madura
Sedikit mengutip dari penjelasan yang ada di wikipedia.org
Madura (Carakan: ꦩꦢꦸꦫꦴ; Pegon: مادورٓ, tr. Madhurâ) adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa.
Source: WIkipedia.org
Oh ya,
Mungkin kamu pernah mendengan Jembatan Sura Madu, jembatan yang terkenal panjang ini merupakan pintu masuk menuju Pulau Madura ini.
Ini alternatif masuk Pulau Madura menggunakan transportasi darat, selain jalur ini maka kamu juga bisa menggunakan Jalur Laut ataupun Udara,
Ketika kamu ingin menggunakan jalur laut, maka kamu bisa melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya dan menuju Pelabuhan Kamal di bangkalan, Selain itu juga bisa dilalui dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep, ujung timur Madura.
Ada beberapa alternatif sih! Tinggal pilih aja kamu mau jalur yang mana!
Nah, untuk informasi penting lainnya yang perlu kamu ketahui bahwa Pulau Madura ini terdiri dari empat Kabupaten, yaitu: Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Madura,
Pulau Madura ini memiliki sejarahnya yang panjang, hal tersebut dapat kamu lihat dari ragam adat, budaya dan keseniannya dengan pengaruh islamnya yang kuat.
So,
Kamu bisa gali lebih dalam lagi informasi seputar Pulau Madura, sebuah kawasan yang dikenal sebagai penghasil Garam dan atraksi budaya karapan sapinya.
Ini menarik untuk terus kita telusui lho!
Awal Sejarah Peradaban Pulau Madura
Sejarah Peradaban Pulau Madura |
Bicara persoalan sejarah, maka kita akan melaju mundur membuka kembali beberapa referensi sejarah yang pernah tercatat.
Beberapa referensi ini bisa kita jadikan rujukan dan informasi penting sebagai pemahaman dasar kita terhadap sejarah Bangsa Indonesia yang eksistensi dan pelestariannya mulai 'terkikis' peradaban yang melaju dan berkembang pesat.
'Kita tidak boleh lupa dengan sejarah panjang ini!'
Mari kita mengawali peradaban Pulau Madura dalam lingkup sekitar 4.000 tahun yang lalu, dimana zaman 'prasejarah' dan perkembanganya di Pulau Madura.
Seperti apa sih?
Keyakinan tersebut dipercaya dan diungkapkan oleh seorang sosiolog yang cukup terkenal dengan karyanya yang berjudul Manusia Madura, Mien Ahmad Rifa’i.
Mien menambahkan, moyang orang Madura mempunyai corak kebudayaan Neolitik dengan hasil kapak perseginya yang mampu menjadikan masyarakat awal Madura untuk bercocok tanam (terbatas pada jenis tanaman talas, ubi, gadung, pisang, atau mungkin jewawut), memiliki kemampuan berburu, melaut-mencari ikan, dan menguasai kemampuan membuat gerabah untuk urusan memasak (Rifa’i, 2007: 30–31).
Hidup melaut seperti terungkap dalam salah satu lagu tradisional setempat berjudul Tandhuk Majang1, mempunyai akar historis dalam keberadaan moyang orang-orang pulau tersebut. Tanah tempat mereka hidup yang kemudian disebut sebagai “Madura” memang tidaklah begitu subur.
Saat penghuni nusantara mulai mampu mengolah bijih logam di zaman
perundagian, moyang orang Madura juga menikmati manfaat kemajuan teknologi itu untuk bercocok tanam disertai pengetahuan perbintangan bagi navigasi di laut lepas.
Di sini mereka kian memperlihatkan kedekatan dengan alam.
Dari corak mata pencaharian di darat maupun di laut, sesuai dengan kodrat manusia primitif yang bergantung pada alam, akhirnya terciptalah kepercayaan Animisme.
Timbulnya kepercayaan Animisme itu seturut dengan gagasan Ernest Mandel, seorang teoretisi berpaham kiri yang menganggap bahwa bentuk produksi yang lahir pada masa “Revolusi Neolitik” menimbulkan kerja langsung bersifat sosial, tetapi banyak yang dipasrahkan kepada “keserba- mungkinan” di mana moral, kebiasaan nenek moyang, adat istiadat, ritual-ritual, agama, dan magis dapat menentukan perubahan dalam ritme aktivitas produktif (Mandel, 2006: 25–26).
Maka dari itu, kepercayaan akan adanya hubungan “yang (sudah) mati” dan “yang (masih) hidup” membuat mereka mendirikan bangunan Megalitik sebagai wahana penampung arwah leluhur yang dihormati, seperti tersaksikan sisa-sisanya dalam bentuk Menhir dan Bato Egghung (Batu Gong) atau Bato Kennong (Batu Kenong) yang terdapat di Pulau Sepudi (Rifa’i, 2007: 32).
Nama “Madura” baru terbentuk kemudian saat pengaruh India masuk ke wilayah ini. Posisi Madura dalam dunia perdagangan ialah sebagai perantara (Ma’rif, 2015: 21).
Hal ini menjadi penunjang masuknya agama Hindu-Buddha ke tengah masyarakatnya.
Nusantara selama berabad-abad selalu menjadi sebuah wilayah kepulauan besar yang dipengaruhi oleh corak- corak kebudayaan luar.
Secara tajam (kritis) Tan Malaka dalam booklet berjudul Aksi Massa yang ditulis pada 1926 menyatakan bahwasanya agama Hindu, Buddha, dan Islam.
Posting Komentar untuk "Sejarah Peradaban Pulau Madura, Berikut ini Penjelasan Singkatnya!"